RSS

SISTEM INFORMASI KOMUNIKASI

GIZI BURUK PER KABUPATEN

Pengertian status gizi menurut Almatsier (2009), adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Yang dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih. Status gizi baik atau optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin, jika keadaan sebaliknya terjadi gizi kurang.
Akibat gizi buruk pada balita dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Pada tingkat kecerdasan karena tumbuh kembang otak 80% terjadi pada masa dalam kandungan sampai usia 2 tahun. Pada anak yang pendek (stunted) mempunyai rata-rata score Intelligence Quotient (IQ)11 poin (UNICEF, 1998), kemudian di perkirakan Indonesia kehilangan 220 juta IQ poin dan menurunkan produktivitas 20-30%.
Menurut Almatsier (2009), masalah gizi umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya ketersediaan pangan, kurang baiknya sanitasi, kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa faktor sosio-budaya sangat berperan dalam proses konsumsi pangan dan terjadinya masalah gizi. Kebiasaan makan keluarga dan susunan hidangannya merupakan salah satu manifestasi kebudayaan keluarga yang disebut gaya hidup. Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan yang kadang bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi.
Di kota-kota besar ataupun di kota kecil pun masih banyak terdapat balita yang gizi buruk. Berikut tabel  dan grafik gizi buruk menurut Dinas Kesehatan Per Kabupaten.

TABEL BALITA GIZI BURUK PER KABUPATEN


No.
Provinsi
2012
% balita gizi buruk
1.
Bogor
1,03
2
Sukabumi
0,89
3
Cianjur
1,34
4
Kota bogor
0,38
5
Kota sukabumi
0,65










Dilihat dari tabel dan grafik diatas penderita balita gizi buruk yang terbanyak ada di kota cianjur dengan 1,34%. Kedua ada di bogor sebanyak 1,03, ketiga ada di sukabumi, ke empat ada di kota bogordan yang kelima atau terkecil yang terkena gizi buruk adalah kota sukabumi dengan 0,65%.
jika dibandingkan dengan kota terbanyak balita yang terkena gizi buruk adalah kabupaten sedangkan yang terkecil adalah kota.

PPT (UNDUH DISINI)

Referensi :
http://www.indonesian-publichealth.com/2014/02/pengertian-gizi-buruk.html

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT




A.  Latar Belakang   
Sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan, Rumah Sakit sering mengalami kesulitan dalam pengelolaan informasi baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal. sehingga perlu diupayakan peningkatan pengelolaan informasi yang efisien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya melalui sistem pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui penggunaan sistem Sistem Informasi berbasis komputer.
Pesatnya kemajuan teknologi di bidang informasi telah melahirkan perubahan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan ini, peran dan fungsi pelayanan data dan informasi yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit sebagai salah satu unit kerja pengelola data dan Informasi dituntut untuk mampu melakukan berbagai penyesuaian dan perubahan.
Sistem Informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan informasi dengan lebih produktif, transparan, tertib, cepat, mudah, akurat, terpadu, aman dan efisien, khususnya membantu dalam memperlancar dan mempermudah pembentukan kebijakan dalam meningkatkan sistem pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang penyelenggaraan Rumah Sakit di Indonesia.
SIMRS merupakan suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. Adapun keberadaan SIMRS sendiri telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 82 Tahun 2013. Pengaturan SIMRS ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen Rumah Sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk pasien, medical record, apotek, gudang farmasi, penagihan,  database personalia, penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh manajemen.
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat sudah seharusnya menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS untuk mendukung proses pelayanan.

B.  Ruang Lingkup SIMRS
Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini antara lain sebagai berikut:
1.     Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian  maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
2.    Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.
3.    Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4.    Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5.    Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung     maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat     transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
6.    Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.
LINGKUP PEMAKAIAN APLIKASI
SIMRS seharusnya dapat dimanfaatkan oleh seluruhunit kerja di rumah sakit, antara lain:
A. Bagian Front Office , yang meliputi:
1) Unit Customer Service (pusat informasi)
2) Unit pendaftaran pasien rawat inap
3) Unit pendaftaran pasien rawat jalan
4) Unit pendaftaran pasien rawat darurat
5) Unit pendaftaran pasien di Unit Penunjang
B. Bagian Pelayanan dan Penunjang Medik, yang meliputi :
1) Unit Pelayanan Rawat Jalan.
2) Unit Pelayanan Rawat
3) Unit Pelayanan Rawat Inap
4) Unit Pelayanan Gigi Dan Mulut
5) Unit Laboratorium (Patologi Klinik)
6) Unit Patologi Anatomi
7) Unit Mikrobiologi Klinik
8) Unit Radio Therapi
9) Unit Radio Diagnostik
10) Unit Rehab Medik dan Keterapian Fisik
11) Unit Kamar Operasi / Bedah Sentral
12) Unit Rawat Intensif & Reanimasi (ICU, ICCU, NICU, Burn Unit)
13) Unit Hemodialisis
14) Unit IDIK (Instalasi Diagnostik Intervensi Kardiologi)
15) Unit Instalasi Kedokteran Kehakiman (Forensik)
16) Unit Pelayanan Mobil Jenasah – Ambulance.
17) Unit General Check Up
18) Unit Biomedik dan Bank Jaringan
19) Unit Pelayanan Transfusi Darah
20) Unit Pelayanan Farmasi
21) Pelayanan Gizi (Pelayanan Makanan, Diet & Konsultasi)
22) Kasier di Semua Unit Pelayanan (Termasuk dg Pihak Bank) 
C. Bagian Back Office, yang meliputi :
1) Medical record (unit rekam medik pusat)
2) Akuntansi keuangan (termasuk UKPPK/Klaim pihak ketiga)
3) Remunerasi (jasa pelayanan dan jasa dokter)
4) Mobilisasi dana (general cashier)
5) Unit binatu dan sterilisasi
6) Inventory medik dan non medik
7) Kepegawaian dan penggajian
8) Unit pemeliharaan sarana medik
9) Unit PDE / SIMRS, yang meliputi fungsi2:
a. Pusat konsultasi (Help Desk)
b. Trainer / Supervisor Data
c. Network Operation Centre
d. Administrasi server (Administrator)
e. Manajemen Data
C.  Strategi   
Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama, yang mempunyai nilai strategis dan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing serta kompetensi utama sebuah organisasi dalam menyongsong era Informasi ini.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan prosedur pemrosesan data rumah sakit memanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi pihak manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat beberapa SOP (standard operating procedure) baru guna menunjang kelancaran penerapan SIMRS yang tertata dengan baik dan rapi. Berdasarkan definisi di atas, maka SIMRS menjadi 6 komponen utama guna menunjang terlaksananya penerapan SIMRS yang benar dan sesuai kebutuhan:
Ø  Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)
Ø  Hardware (perangkat Keras berupa komputer, printer dan lainnya)
Ø  Networking (jaringan LAN, wireless dan lainnya)
Ø  SOP (Standard Operating Procedure)
Ø  Komitmen (komitmen semua unit / departemen / instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di-input)
Ø  SDM (sumberdaya manusia adalah faktor utama suksesnya sebuah sistem dimana data di-input dan diproses melalui tenaga SDM tersebut)

D.  Proses Bisnis
1.  Pelayanan Utama (Front Office)
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya), tetapi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang.

2.  Pelayanan Administratif (Back-Office)
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses umum, diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses back office ini berhubungan/link dengan proses pada front office.

E.  Arsitektur Infrastruktur
Kebutuhan infrastruktur jaringan komputer kedepan bukan hanya untuk kebutuhan Sistem informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-lain. 
Untuk mendukung pelayanan tersebut, maka infrastruktur jaringan komunikasi data yang disyaratkan adalah:
1.     Meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan manajemen lalu lintas data pada jaringan komputer, seperti utilisasi, segmentasi jaringan, dan security.
2.    Membatasi broadcase domain pada jaringan, duplikasi IP address dan segmentasi jaringan menggunakan VLAN (virtual LAN) untuk setiap gedung dan atau lantai.
3.    Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada keadaan normal jalur backup digunakan untuk memperkuat kinerja jaringan/redudant, tapi dalam keadaan darurat backup jaringan dapat mengambil alih kegagalan jaringan.
4.    Memanfaatkan peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi kekurangan sumber daya maupun sebagai backup.
5.    Dianjurkan pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik perkabelan maupun perangkat aktif).
6.    Dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba, dan sejenisnya) baik hardcopy maupun softcopy.
7.    Mengingat penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat aktif mengharuskan pengelolaan bertingkat, seperti adanya:
a.    core switch yang merupakan device vital dalam local area network di Rumah Sakit dimana core switch ini sebagai bacbone lan dan sentral switch yang berperan dalam prosessing semua paket dengan memproses atau men-switch traffic secepat mungkin).
b.    Distribution switch yang merupakan suatu device antara untuk keperluan pendistribusian akses antar core switch dengan access switch pada masing-masing gedung, dimana antara sebaiknya distribution switch dan core switch terhubung melalui fiber optic.
c.    Acces switch yang merupakan suatu device yang menyediakan user port untuk akses ke network.

F.  Arsitektur Data
Untuk menghindari pulau-pulau aplikasi dan memudahkan Kementerian Kesehatan mengolah data yang homogen, maka perlu dibuat arsitektur data yang baik, untuk mengakomodir kebutuhan informasi para pengguna. Beberapa aspek harus diperhatikan dalam membangun arsitektur data:
1.  Kodefikasi
Kodefikasi selain keharusan untuk otomatisasi/komputerisasi, juga diperlukan untuk integrasi dan penglolaan lebih lanjut seperti statistik.
2.  Mapping
Karena sering berbeda keperluan kodefikasi data, maka diperlukan mapping data untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut, misalnya mapping kodefikasi antara tarif dengan kode perkiraan/chart of account, mapping kode kabupaten/kota dengan provinsi dan sejenisnya.
3.  Standar pertukaran data antar aplikasi
Beberapa software aplikasi yang terpisah, membutuhkan standard pertukaran data agar dapat berkomunikasi satu aplikasi dengan lainnya. Seperti Heath Level 7 (HL7), DICOM, XML dan sejenisnya.
4.  Database
Desain struktur database, sebaiknya mengacu pada best practice database Rumah Sakit dan mengambil dari sumber terbuka serta mempertimbangkan kebutuhan informasi stakeholder terkait   

G.  Arsitektur Aplikasi
Mengingat kompleksnya proses bisnis pada Rumah Sakit, berikut ini gambaran arsitektur minimal dan variabel SIMRS yang dapat mengakomodir kebutuhan informasi.  Asitektur aplikasi/proses akan dilengkapi dengan karakteristik proses yang dilakukan, kandidat aplikasi, analisis dampak, dan alur proses secara lengkap yang menggambarkan proses yang terjadi sistem informasi
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan agar Sistem Informasi Manajemen yang dibuat dapat teraplikasikan dengan sukses :
a.  Development Master Plan, cetak biru pembangunan harus dirancang dengan baik mulai dari survei awal hingga berakhirnya implementasi, yang perlu diperhatikan adalah terlibatnya faktor pengalaman dalam membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta semua bagian dalam organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang akan dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan pembuatan sebuah sistem untuk jangka waktu tidak terbatas.
b.  Integrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu      kesatuan, akan membuat sistem berjalan dengan efisien dan efektif sehingga kendala-kendala seperti redudansi, re-entry dan ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan pengguna sistem memperoleh manfaat yang dapat dirasakan secara langsung, perubahan pola kerja dari manual ke computer akan menimbulkan efek baik dan buruk bagi seorang tenga medis.
c.   Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen harus ahli dan berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang ilmu yang harus ada dalam membangun sebuah Sistem Informasi Manajemen yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik Informasi, Teknik Komputer, dokter, perawat dan tentunya orang-orang sudah sudah berkecipung dibidang pengembangan sistem informasi manajeman khususnya rumah sakit (kesehatan).
d.  Teknologi Informasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi sangat penting dalam pembangunan, komponen-komponen Teknologi Informasi secara umum adalah Piranti Keras (Hardware), Piranti Lunak (Software) dan Jaringan((Network).
v  Komunikasi
One Medic – One Solutions for Health Information System  merupakan suatu aplikasi piranti lunak yang telah dikembangkan sejak tahun 2008.  Protocol komunikasi yang tersedia telah dilengkapi dengan system keamanan sehingga dapat menekan berbagai tindakan cyber crime oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Desain aplikasi SIMRS One Medic berbasis Web dimana pengguna dapat melakukan  integrasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal secara online’. Manfaat Intergasi secara Online bertujuan untuk mengantisipasi pengulangan pekerjaan administrasi yang dapat memicu terjadinya human error sehingga potensi kerugian Rumah Sakit dapat ditekan.  Fitur-fitur SIMRS One Medic sebagai solusi untuk menjawab tantangan masa depan industri pelayanan medik:
·         Security system:  modul ini dapat mengatur informasi dan data  yang diperbolehkan untuk diakses baik oleh pihak internal maupun eksternal. Pengaturan tersebut dilakukan selain untuk melindungi kerahasiaan data pasien juga untuk menghindari penyalahgunaan informasi penting lainnya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
·         MPI server solutions:  adalah sistim komunikasi online  yang dirancang untuk menjembatani komunikasi antar sistem. Aplikasi MPI server solutions dapat digunakan sebagai alat konfirmasi  hak-hak pasien terhadap jenis tindakan medis dan obat-obatan yang dapat diberikan oleh Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan Pihak Penjamin.
·         Billing records system: seluruh data tindakan medik dan obat-obatan yang diberikan pada pasien otomatis terekam secara online dan dapat diatur sesuai dengan format penagihan yang ditetapkan oleh Pihak Penjamin. Feature ini dapat mempersingkat proses pekerjaan administrasi penagihan sehingga dapat menekan angka piutang.
Untuk media komunikasi informasi antara unit dapat digunakan media komputer yang sudah terintegrasi dengan jaringan LAN dengan menggunakan aplikasi Messenger atau chating, selain itu juga sudah ada nya telepon lokal yang membantu hubungan komunikasi antar unit.Sedangkan untuk akses komunikasi ke luar instansi menggunakan akses internet yang terintegrasi melalui jaringan Pemerintah Kota.
v  Kolaborasi
Dari aspek pembiayaan bahwa Rumah Sakit memerlukan biaya operasional dan investasi yang besar dalam pelaksanaan kegiatannya, sehingga perlu didukung dengan ketersediaan pendanaan yang cukup dan berkesinambungan. Apalagi jika Rumah Sakit akan melakukan investasi dalam bidang teknologi informasi, dimana perubahan teknologi merupakan hal yang pasti terjadi setiap saat, sehingga investasi tersebut baik dalam bidang perangkat lunak (Software), perangkat keras (hardware)maupun tenaga SDM pelaksana (Brainware) akan menjadi investasi yang mahal dan berkelanjutan. Oleh karena itu, Rumah Sakit berada di dua sisi, yaitu harus menerapkan teknologi informasi dalam bentuk SIMRS baik Hardware, Softwaremaupun Brainware, sementara Rumah Sakit juga harus selalu up-to-date baik dari segi teknologi maupun bisnis proses/kebijakan yang terangkum dalam bentuk software.
Kerjasama dalam bentuk Kerjasama Operasional (KSO) atau Built Operational Transfer (BOT) merupakan salah satu solusi untuk penerapan teknologi informasi, sehingga resiko investasi (Hardware, Software dan Brainware) dan resiko pelaksanaan sistem akan berada di pihak konsultan. Sehingga Rumah Sakit tidak perlu melakukan investasi yang besar serta akan dijamin keberhasilan pelaksanaan SIMRS tersebut.
Kerjasama Operasional (KSO) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki dengan menanggung keuntungan dan kerugian secara bersama-sama.
Didasarkan atas waktu kerjasama (by time), sehingga masa berakhirnya KSO adalah setelah masa kerjasama yang disepakati berakhir, bukan pada Break Event Point (BEP) dari besarnya investasi yang ditanamkan oleh investor. Dan prinsip KSO berbeda dengan pola “Cicilan/Kredit” maupun “Leasing/Sewa Pakai”
FITUR APLIKASI SIMRS
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Terintegrasi merupakan suatu paket sistem aplikasi yang terintegrasi, yang dihubungkan secara on-line pada semua fungsi pelayanan rumah sakit mulai dari transaksi manajemen antrian, pendaftaran, pelayanan perawatan, pelayanan penunjang, manajemen operasi / bedah sentral, rekam medis, manajemen keperawatan, kasir / mobilisasi dana, pelayanan piutang,  manajemen material, stok barang/obat, akuntansi dan keuangan, kepegawaian, gizi, linen / laundry, dan fungsi pelayanan rumah sakit lainnya.
ModulAplikasi SIMRS terintegrasi meliputi dan tidak terbatas pada modul-modul berikut ini :
1. Front Office
a. Antrian registrasi
b. Modul appointment
c. Registrasi
d. Pelayanan informasi
e. Pengaduan
f. Panel informasi publik
2. Pelayanan Perawatan
a. Antrian layanan
b. Pelayanan UGD
c. Pelayanan poliklinik/rawat inap
d. Pelayanan/tindakan rawat inap
e. Manajemen operasi/IBS
f. Kamar bersalin  (VK)
g. Laboratorium
h. Radiologi
i. Perinatalogi
j. Hemodialisa
k. Rehab medic dan keterapian fisik (ortesis & protesa)
l. Rawat intense dan reanimasi (ICU, ICCU, NICU, BURN UNIT)
m. Pelayanan perawatan lainnya
3. Pelayanan Penunjang
a. Pelayanan tranfusi darah
b. Ambulance
c. Medical check up
d. CSSD
e. Binatu / Laundry
f. Forensik (kamar jenazah)
g. Pemeliharaan sarana medik
h. Pelayanan penunjang lainnya
4. Rekam Medik
a. Distribusi rekam medis
b. Catatan medis
c. Pelaporan rekam medis
5. Manajemen Keperawatan
a. Pengkajian keperawatan
b. Diagnosa keperawatan
c. Implementasi & evaluasi keperawatan
d. Pelaporan manajemen keperawatan
e. Discharge planning
f. Indikator mutu klinik (manajemen kualitas
6. Logistik
a. Perencanaan pengadaan
b. Pembelian/order management
c. Mutasi inventory (distribusi, pamakaian, penyesuaian)
d. Laporan logistic (manajemen material)
7. Apotik / Farmasi
a. Pengelolaan resep elektronik
b. Penjualan & penyerahan obat
c. Mutasi inventory (ditribusi, pemakaian, penyesuaian)
d. Laporan farmasi
8. Gizi / Nutrisi
a. Pengaturan standar dan siklus menu
b. Perencanaan menu diet dan konsultasi
c. Pelayanan dan produksi
d. Data referensi nutrisi
9. Akuntansi dan Keuangan
a. Kasir / Mobilisasi dana
b. Pelayanan piutang (asuransi dan jaminan kesehatan)
c. Mapping tarif pelayanan
d. Remunerasi, penggajian dan honorarium
e. Inventarisasi asset
f. Akuntansi blu
g. Keuangan blu
10. SDM dan Umum
a. Biodata kepegawaian
b. Layanan kepegawaian (absensi, agenda, cuti, dll)
c. Pengelolaan angka indeks
d. Pendidikan dan peltihan
e. Rumah tangga (general affairs)
11. Informasi Eksekutif
a. Decision support/manajerial report
b. Indikator pelayanan
c. Visualisasi data/grafik
12. Modul Customer Relationship Management
a. Pengelolaan layanan dan tarif
b. Pengelolaan kampanye dan event
c. Pengelolaan agent
d. Call center & pengaduan
e. Knowledge based (artikel, literature, dsb)
f. Pengumuman (broadcast)
g. Sms center
13. System Support & Utility
a. Data administrator
b. Setting data master
c. Hak akses & password
d. Back up dan restore data
14. Portal Terintegrasi Rumah sakit
a. Portal publik
b. Portal internal

download

Referensi :